Jumat, 29 Oktober 2010

Penjelasan Singkat Buku Economic Hit Man (EHM)


            Sekilas mengenai Buku economic hit man (EHM) itu mengungkap pengakuan tentang sepak terjang Perkins sebagai yang berusaha menghancurkan negara-negara lain selama lima belas tahun.
Perkins dan sejumlah temannya memiliki sebutan sebagai economic hit man atau pembunuh ekonomi. Mereka ini bertugas di bawah Pengawasan Dewan Keamanan Nasional atau National Security Agency (NSA), salah satu lembaga keamanan dan intelijen terkemuka di AS.
Kemudian posisinya tidak hanya sekadar mengegolkan sebuah kesepakatan bisnis negara-negara berkembang atau dunia ketiga dengan AS, tapi juga membangun suatu kerajaan imperium AS di dunia dimana Perkins berusaha menciptakan situasi, dimana semakin banyak sumber penghasilan mengalir ke AS atau ke perusahaan-perusahaan milik AS. 

            Buku ini juga menceritakan, imperium itu dibangun bukan melalui sebuah persaingan yang sehat dan jujur, tapi dengan cara-cara yang kotor. contoh nyatanya seperti kegiatan manipulasi ekonomi, kecurangan, penipuan, seks, merayu orang untuk mengikuti cara hidup Amerika dan lainnya.
dijelaskan disini bahwa tugas utama Perkins adalah membuat suatu kesepakatan untuk memberi pinjaman ke negara lain, jauh lebih besar dari yang negara itu sanggup bayar. Ia mengaku pernah menjalankan kebijakan ini di sejumlah negara dunia, seperti Indonesia dan Ekuador.
Selanjutnya, Dalam kesepakatan antarnegara itu Perkins berusaha menekan negara-negara lain agar memberikan 90 persen dari pinjamannya kepada perusahaan-perusahaan AS, contohnya seperti Halliburton atau Bechtel. Perusahaan-perusahaan AS tersebut akan masuk membangun sistem listrik, pelabuhan, jalan tol dan lainnya di negara-negara berkembang.
Setelah mendapatkan utang, AS akan memeras negara tersebut sampai tak bisa membayarnya. Dengan alasan itu, barulah AS akan mendesak negara-negara lain untuk menyerahkan sumber kekayaan alamnya, seperti minyak, gas, kayu, tembaga dan lainnya ke AS. Bagaimana jika negara-negara itu menolak?
Perkins menyatakan, mereka bisa saja dibunuh. Ini bukan isapan jempol belaka. Dua tokoh dunia, yakni Presiden Panama Omar Torijos dan Presiden Ekuador Jaime Rojos dibantai karena menolak kerja sama dengan AS.
Perkins meyakini, jatuhnya pesawat yang ditumpangi Torijos tahun 1981, dilakukan Jackals, satuan dari dinas intelijen CIA, disebabkan Torijos menolak proposal proyek pembangunan Terusan Panama dari Bechtel. Untuk proyek tersebut, Torijos ternyata lebih memilih kontraktor asal Jepang ketimbang Bechtel.
Pekerjaan selanjutnya adalah menerapkan kebijakan yang mempromosikan kepentingan korporatokrasi (Koalisi pemerintah, bank dan korporasi) Amerika Serikat, sambil menyatakan minat mengurangi kemiskinan , suatu kebijakan yang sebenarnya mengasingkan berbagai bangsa serta meyebabkan peristiwa 11 September dan meningkatkan Anti-Amerika.

           Jadi dapat disimpulkan bahwa selama ini utang (pinjaman) luar negeri hanyalah sebagai alat negara-negara besar, seperti AS untuk menjajah negara-negara lain,seperti memberikan utang kepada negara lain, Mereka lakukan bukan untuk membantu pembangunan, tapi untuk mengeruk kekayaan alam negara-negara lain, seperti Indonesia.
Menurut pendapat Revrisond yaitu mirip dan sebangun dengan politik imperialisme yang dibangun kolonial Belanda saat menjajah Indonesia dulu. Spirit dan tujuannya sama, namun komoditasnya saja yang berbeda. “Dulu Belanda mau berdagang rempah-rempah, tapi ia mencoba menguras Indonesia dengan mengambil keuntungan dari bisnis rempah-rempah, seperti gula dan perkebunan. Tapi AS, sejak tahun 1960-an lebih berorientasi ke sumber daya alam.


Yup , demikian lah sekilas mengenai Buku economic hit man (EHM) itu mengungkap pengakuan tentang sepak terjang Perkins sebagai yang berusaha menghancurkan negara-negara lain selama lima belas tahun....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar